Material peredam suara umumnya bekerja dengan cara menerapkan sistem akustik pada ruangan. Akustik adalah prinsip menata bunyi yang menyerap dan meredam suara dalam ruang tertutup. Fungsinya adalah menghalangi suara bising untuk masuk ke ruangan yang telah diinstal peredam. Jadi, bebunyian yang dihasilkan akan terdengar lebih samar dan natural sehingga tidak mengganggu.
Wajar kalau material peredam dipasang di bioskop maupun studio musik guna menghasilkan kualitas suara lebih jernih. Jadi, orang yang di dalam ruang bisa fokus mendengar satu sumber suara saja.
Jenis-Jenis Peredam Suara
Secara umum, ada tiga jenis peredam bunyi yang berfungsi menciptakan suatu ruang akustik dengan suara berkualitas terbaik. Namun, ketiganya dibuat dari material berbeda, dengan fungsi berbeda.
Di bawah ini adalah macam-macam fungsi dari ketiga jenis peredam suara:
1. Reverberation Time
Cara kerja material pertama adalah dengan mengendalikan waktu gema. Peredam akan menyerap energi suara, jadi tidak akan ada suara yang memantul kembali ke dalam ruang.
2. Control Suara
Berfungsi mengontrol proses perpindahan bunyi antara dua ruang dengan cara mengembalikan refleksi suara ke dalam ruangan darimana suara tersebut berasal.
3. Mengontrol Getaran
Jenis ketiga bertugas untuk mengendalikan efek getar yang ditimbulkan oleh suatu bunyi, khususnya yang mengakibatkan getaran pada bagian struktur bangunan ruang.
Mengenal Aneka Material Peredam Suara
Berdasarkan material atau bahan yang digunakan, peredam suara dibedakan menjadi enam kategori dengan fungsi, keunggulan, dan cara kerjanya sendiri, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Glasswool
Material glasswool dibuat dari bahan dasar fiberglass. Teksturnya mirip dengan wol atau bulu domba, dengan tingkat ketebalan sekitar 2,5 cm – 5 cm.
Kepadatan atau densitas glasswool berkisar mulai 25 g/cm3 – 75 g/cm3. Biasanya, material glasswool dijual di pasaran dalam bentuk gulungan dengan panjang sekitar 30 m.
2. PET
Polyethylene Terephthalate aka PET adalah bahan yang paling populer di kalangan produsen besar. Hal tersebut dikarenakan kemampuan PET menyerap dan meredam suara sekaligus.
Di samping itu, PET juga lebih mudah dibentuk dan disesuaikan dengan bentuk serta ukuran suatu ruang. Proses instalasinya juga sangat praktis karena tidak membutuhkan rangka.
PET dapat dipasang pada langit-langit, dinding, dan lantai ruangan menggunakan alat perekat khusus, seperti lem, double tape, atau paku (Sesuaikan dengan keinginan).
Hadir dengan tampilan warna bervariasi, tidak mengherankan kalau PET sangat disukai oleh konsumen. Pasalnya, pembeli dapat menyesuaikan warna dengan desain interior ruang.
Apakah PET berbahaya? Jawabannya adalah tidak. Pasalnya, bahan ini terbuat dari plastik yang didaur ulang sehingga terkesan lebih simpel dan juga ramah lingkungan.
3. Greenwool
Bahan peredam suara dengan ciri khas warna hijau ini terbuat dari Polyester Fiber dan memiliki sifat hydrophobic (tahan air) sehingga tidak dapat dipengaruhi kelembaban udara.
Dibandingkan pendahulunya, yakni glasswool dan rockwool, greenwool dinilai lebih aman untuk digunakan. Jadi, tidak masalah dipasang meskipun Anda punya masalah kesehatan.
Cara instalasi greenwool adalah dengan ditempel atau ditanam di permukaan dinding. Agar dapat meredam suara secara lebih optimal, Anda bisa menggunakan dua lapis greenwool.
4. Rockwool
Peredam suara rockwool dibuat dari serat mineral ringan yang terbukti efektif dalam menyerap panas dan bunyi. Sekilas, bentuknya memang tampak seperti glasswool.
Hanya saja, densitas rockwool lebih tinggi, yakni 30 g/cm3 – 100 g/cm3. Oleh sebab itulah, biasanya rockwool dipakai sebagai lapisan kedua dari glasswool.
Apabila Anda tertarik menggunakan rockwool sebagai alternatif solusi meredam suara bising di rumah, maka bisa membelinya dalam bentuk gulungan atau lembaran.
5. Softboard
Dibuat dari bahan utama serat Polyester, softboard hadir dengan ketebalan sekitar 1,2 cm mengusung ciri khas warna coklat seperti kayu. Jadi, tampilannya memang tidak mencolok.
Softboard dapat difungsikan sebagai penyerap suara maupun meredam gema berlebihan dalam ruangan. Untuk instalasi, softboard biasanya dibungkus wallpaper atau kain.
6. Busa Telur
Anda mungkin sudah cukup familiar dengan peredam suara satu ini karena memang lumayan sering digunakan. Busa telur memiliki bobot yang ringan sehingga mudah saat dipasang.
Akan tetapi, material ini kurang direkomendasikan untuk difungsikan meredam suara berfrekuensi tinggi. Dengan kata lain, busa telur lebih cocok dijadikan sebagai lapisan.
Sedangkan untuk peredam suara utama, Anda bisa menggunakan material lain yang telah disebutkan di atas. Dengan begitu, barulah ruangan bisa terasa nyaman dan menenangkan.
7. Peredam Suara Alami
Tahukah Anda, bahwa cara beberapa benda dan ornamen memiliki kemampuan menyerap suara? Jadi, Anda tidak perlu lagi memasang bahan peredam suara tambahan dalam ruang.
Faktanya, melapisi lantai ruangan menggunakan karpet atau memasang rak berisi buku-buku pada dinding bisa menjadi peredam suara alami, untuk membuat ruang terasa sunyi.
Selain karpet dan rak buku, Anda juga bisa menggunakan benda-benda lain yang sesuai dengan konsep interior ruangan. Jadi, bisa untung double karena terlihat matching.
Apalagi, sebenarnya ada cukup banyak peredam alami yang bisa dijadikan sebagai pilihan, di antaranya adalah sebagai berikut:
• Tirai
• Karton telur
• Kanvas lukis
• Tanaman
Selain harus selektif dalam memilih jenis dan bahan peredam suara. Anda juga perlu menyesuaikannya dengan luas ruangan agar lebih mudah memilih peredam yang sesuai kebutuhan.
Kita akan membahas seputar berbagai macam metode pemasangan peredam suara untuk studio, home theater, karaoke room, mixing/recording room, dll. Sebelum masuk ke pembahasan lebih dalam ada baiknya saya memberitahukan bahwa berbagai macam metode pembuatan peredam suara yang akan saya share lebih jauh ini tentunya disesuaikan dengan budget, tenaga kerja dan kebutuhan studio Anda sendiri. Disini kita akan membahas secara garis besar kelebihan dan kekurangan berbagai metode pembuatan peredam yang saya bantu dengan gambar-gambar agar Anda lebih jelas. Semetara untuk tahapan pemasangannya lebih lanjut akan saya bahas satu per satu secara detail di thread saya berikutnya.
Berdasarkan pengalaman saya, secara konseptual ada 3 cara membuat peredam ruangan yaitu sbb:
1. Metode Rangka;
2. Metode Panel Studio; dan
3. Metode Non Rangka.
1. Metode Rangka:
Metode pembuatan peredam suara dengan perangkaan merupakan metode paling umum dalam pembuatan studio. Metode ini menggunakan besi hollow sebagai rangka yang menahan Rockwool (atau jenis peredam lainnya) agar dapat menempel di dinding. Pengerjaan metode ini dilakukan dengan membuat potongan hollow untuk rangka vertical dan rangka horizontal sehingga terbentuklah blok-blok (biasanya berukuran 60 x 120 cm) untuk selanjutnya dipasang peredam dalam blok hollow tersebut. Metode ini dapat dipersimple dengan hanya memasang hollow secara vertical lalu memasang rockwool dengan menggunakan spindle pin yang ditempel ke dinding sebagai pengganti rangka horizontal.
Setelah rockwool terpasang, baru ditutup dengan bahan acoustic seperti misalnya Yumen Acoustic Board. Mengapa disarankan menggunakan bahan acoustic dan Rockwool, penjelasannya bisa dibaca di thread saya sebelumnya TIPS MEREDAM SUARA: Part 1 Meredam Suara Atau Memperindah Suara? . Kembali lagi ke masalah penyesuaian budget, Anda dapat menggunakan Gypsum untuk menutup lalu ditutup kembali dengan wallpaper, busa telur, karpet atau kain sofa (tergantung preferensi Anda), akan tetapi hasil kurang maksimal karena gypsum yang merupakan benda padat tidak bagus untuk acoustic. Bila Anda masih ada budget tersisa lebih baik menggunakan acoustic foam/diffuser untuk memperindah acoustic dalam ruangan Anda.
Berikut tahapan pemasangannya (Gambar dengan menggunakan Yumen Acoustic Board):
Kelebihan:
1. Hasil pengerjaan lebih rapih, dapat variasikan dengan kebutuhan interior lainnya misalnya Anda ingin memasang kaca pada studio Anda, kaca tersebut dapat dipasang menempel ke Rangka.
Kekurangan:
1. Tingkat kesulitan pengerjaan menengah dan memerlukan waktu yang lama (pada dasarnya tergantung banyak sedikitnya tukang Anda). Masalah waktu pengerjaan tidak akan saya jadikan kelebihan atau kekurangan karena itu tergantung pada banyak sedikitnya tenaga kerja Anda.
2. Bila Anda ingin memindahkan studio Anda, maka rangka hollow sudah pasti tidak dapat di gunakan lagi, kecuali dimensi studio Anda yang baru sama dengan yang ada sekarang.
3. Ini yang menjadi konsentrasi sebagian besar orang, memakan biaya material yang besar. Untuk membuat rangka yang kuat, kita harus menggunakan hollow dengan ketebalan min. 0.5 mm ke atas, sehingga tidak mudah rusak bila tertekan/bersandar, dan tentu saja harga hollow ddengan min tebal 0.5 mm lebih mahal dari pada 0.3 mm. Belum lagi skrup gypsum, lem aibon untuk merekatkan karpet pada gypsum, atau anda meggunakan wallpaper, maka keluar biaya untuk wallpaper.
2. Metode Panel Studio
Metode panel studio adalah pembuatan peredam studio dengan menggunakan blok-blok panel peredam. Ada 2 tipe pemasangan panel peredam yaitu: (1) Rangka Mati dan (2) Rangka Lepas. Terus terang saja, saya suka metode ini karena hasilnya paling rapih, mudah dibersihkan dan bersifat portable, tapi kembali lagi ke budget, paling besar juga loh, hehe…
Metode Studio Panel denga Rangka Mati pada dasarnya sama dengan Metode Rangka, kita terlebih dahulu membuat blok-blok dengan rangka hollow atau kalau mau lebih classic view bisa menggunakan rangka kayu. Setelah rangka terpasang, anda tinggal memasang rockwool yang sudah dibungkus dengan karpet atau kain sofa (tergantung preferensi Anda) ke blok-blok rangka tersebut.
Metode Studio Panel Rangka Lepas berbeda dengan Rangka Mati. Pada rangka lepas, terlebih dahulu dikerjakan rangka yang terisi Rockwool, lalu ditutup karpet kemudian dipasangkan ke dinding, besarnya setiap rangka menyesuaikan dengan dimensi ruangan. Biasanya panel ini tidak lagi ditutup gypsum, sehingga fungsi acoustic dalam ruangan lebih bagus, karena tidak ada pantulan suara ke benda keras seperti gypsum. Semua suara yang keluar dari sound langsung diabsorb oleh peredam. Sayangnya saya tidak punya gambar studio yang sudah terpasang dengan metode ini, tapi berikut adalah contoh-contoh panelnya:
Kelebihan:
1. Paling Rapih, dapat divariasikan dengan kebutuhan interior ruangan Anda.
2. Mudah dibersihkan, tinggal dicabut dari rangka atau penahan, kemudian di vacuum/sikat misalnya, lalu di temple lagi ke dinding.
3. Portable, dapat digunakan kembali apablia mau pindah studio, tinggal menyesuaikan saja dengan dimensi ruangan yang baru.
Kekurangan:
1. Pada pemasangannya tentunya anda memerlukan tukang, tapi pengerjaan panel itu sendiri membutuhkan tenaga ahli, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih besar. Biasanya orang yang mengerjakan panel menghitung harga panel per meter persegi atau per blok sudah berikut harga pemasangannya.
3. Metode Non-Rangka:
Inilah metode yang sebagian orang tidak ketahui, padahal ini juga lah metode yang menghilangkan momok orang yang ingin membuat studio yaitu permasalahan takut budget terlalu besar dan kesulitan dalam mengerjakannya. Metode Rangka sendiri sudah saya aplikasikan di studio saya dan sekaligus saya fungsikan sebagai studio sample untuk sharing dengan orang-orang yang ingin membuat studio dengan low budget dan mudah pengerjaannya.
Metode ini hanya memerlukan Rockwool, spindle pin beserta lemnya, lalu ditutup dengan karpet atau bahan sofa (tergantung preferensi Anda). Alat yang digunakan pun hanya gunting dan lem saja untuk menempelkan spindle pin dan karpet bawah. Metode ini dimulai dengan membuat titik-titik disepanjang dinding Anda. Dimana di titik-titik tersebutlah akan menempel spindle pin, setelah semua spindle pin terpasang, tusuk Rockwool ke spindle pin Anda, lapisi dengan karpet, pasang topi spindle lalu tekuk spindle pin Anda untuk menjepit Rockwool dan karpet tadi. Pengerjaan peredam di bagian plafond pun sama seperti di sisi-sisi dinding. Berikut adalah hasilnya:
Spoiler for Metode Non-Rangka:
Kelebihan:
1. Low budget dan mudah dalam pemasangannya. Bayangkan saja, Anda tidak perlu membeli rangka hollow, gypsum, skrup gypsum, wallpaper, dll. Bila anda punya waktu luang, Anda sendiri dengan bantuan teman bisa mengerjakannya, karena pengerjaan yang hanya menempel dan menutupi dengan karpet termasuk pekerjaan yang simple.
2. Full peredam, tidak ada bagian dari dinding Anda yang terisi oleh rangka, sehingga kualitas peredam Anda lebih baik
3. Bersifat portable, bila ingin pindah studio Anda tinggal mencabut spindle pin Anda dari tembok, lalu menempelnya kembali di studio baru Anda. Rockwool dan karpetnya pun dapat dipergunakan lagi karena karpet tidak direkatkan dengan lem Aibon, sehingga tidak rusak ketika dicabut.
Kekurangan:
1. Kurang dapat divariasikan karena variasi interior Anda tidak dapat menggantung di Rangka Hollow, paling hanya bisa dipajang lukisan saja.